BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung ataupun tidak kita selalu melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan tekanan. Udara adalah
salah satu zat yang berbentuk gas. Gas adalah materi yang encer. Sifat ini di
sebabkan Interaksi yang lemah diantara partikel – partikel penyusunnya sehingga
perilaku termalnya relatif sederhana. Sebuah gas
memiliki volume dan tekanan. Kedua komponen tersebut saling mempengaruhi satu
sama lain. Jika volume berubah maka tekanan pun berubah. Begitu pula
sebaliknya.
1.2
Tujuan
Sebagai mahasiswa kita harus lebih berkreasi,
sehingga dapat berguna bagi masyarakat dan sepatutnya juga kita sebagai mahasiswa
mengetahui tentang tekanan dalam termodinamika.
Karya tulis ini disusun dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai tekanan, alat yang digunakan dalam mengukur
tekanan dan aplikasi tekanan dan kehidupan sehari – hari. Di samping itu, karya
tulis ini disusun untuk memenuhi tugas termodinamika.
1.3
Pembatasan Masalah
Masalah tekanan sangatlah luas dan kompleks. Agar
pembahasan lebih terarah, karya tulis ini hanya membahas pengertian, hukum
tekanan dan alat ukur tekanan. Supaya tidak timbul kesalahpahaman, perlu
kiranya dijelaskan pengertian berbagai istilah yang digunakan dalam karya tulis
ini.
1.4
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikemukakan dalam karya tulis ini
diperoleh melalui berbagai berbagai cara. Pertama, dengan membaca buku - buku sumber
yang ada hubungannya dengan tekanan. Kedua dengan mencari di internet tentang
tekanan.
1.5
Sistematika Penulisan
Karya tulis ini disusun
dengan urutan sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan,
Menjelaskan
latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan,
Pengertian tekanan,
hukum hukum tekanan, alat ukur tekanan dan cara penggunaannya, jenis tekanan.
Bab III Penutup,
Memuat kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Tekanan
P :
Tekanan dengan satuan pascal ( Pressure )
F : Gaya dengan satuan newton (
Force )
A : Luas permukaan dengan
satuan m2 ( Area )
Satuan
tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas.
Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin tinggi tekanan di dalam
suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin tinggi. Hal ini dapat
digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih rendah dari pada
di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi. Akan tetapi
pernyataan ini tidak selamanya benar atau terkecuali untuk uap air, uap air
jika tekanan ditingkatkan maka akan terjadi perubahan dari gas kembali menjadi
cair. (dikutip dari wikipedia : kondensasi). Rumus dari tekanan dapat juga
digunakan untuk menerangkan mengapa pisau yang diasah dan permukaannya menipis
menjadi tajam. Semakin kecil luas permukaan, dengan gaya yang sama akan
dapatkan tekanan yang lebih tinggi.
2.2
Alat Ukur Tekanan dan Cara Penggunaan
2.2.1
Absolute Pressure Sensor
Sensor
tekanan ini menggunakan referensi nilai nol absolut sebagai titik nol nya, atau
dengan kata lain nilai sensor tekanan ini besarnya relatif terhadap tekanan
pada kondisi vakum absolut. Dalam standard satuan SI, menggunakan satuan “bar
a” yang berarti “bar absolute”.
2.2.2
Gauge Pressure
Sensor
tekanan jenis ini pengukurannya relatif terhadap tekanan atmosfir dimana alat
tersebut digunakan. Alat ini digunakan pada alat ukur tekanan ban kendaraan
bermotor, saat alat ini membaca “nol”, berarti besar tekanan adalah sama dengan
tekanan ambient atmosfer.
2.2.3
Vacuum Pressure Sensor
Alat ini digunakan
untuk mengukur tekanan sebuah sistem yang bekerja di bawah tekanan atmosfer.
Contoh penggunaannya adalah untuk mengukur tekanan sistem kondensor pada siklus
Water-Steam PLTU yang harus selalu bekerja di tekanan vakum.
2.2.4
Differential Pressure (DP) Sensor
Alat ini sering juga
disebut DP Transmitter, yang digunakan untuk membaca tekanan pada dua
sisi sistem yang saling berhubungan. Salah satu contoh penggunaan alat ini
adalah pada filter oli, jika nilai DP antara sisi inlet dan outlet terlalu
besar maka dapat diindikasikan bahwa kotoran pada filter sudah semakin banyak.
2.2.5
Sealed Pressure Sensor
Jenis
ini sama dengan Gauge Pressure Sensor, namun tidak menggunakan tekanan
atmosfer sebagai titik acuan. Alat ini menggunakan titik acuan tertentu yang
disesuaikan dengan desain sistem yang ada.
2.3
Jenis Tekanan
2.3.1
Tekanan Zat Padat
Tekanan
merupakan besarnya gaya yang bekerja per satuan luas. Jika tekanan dilambangkan
dengan P, gaya tekan F, dan luas bidang tekan A, maka hubungan antara tekanan,
gaya dan luas permukaan adalah :
P = tekanan (N/m2 = Pa)
F = gaya
(N)
A = uas bidang tekan (m2)
Oleh karena dalam SI
satuan gaya adalah N, dan satuan luas adalah m2, maka satuan tekanan
adalah N/m2. Satuan tekanan dalam SI adalah Pascal (disingkat Pa).
1Pa = 1 N/m2.
2.3.2
Tekanan Zat Cair
Jika kamu
amati kondisi air di danau dan di sungai, kamu dapat melihat bahwa air di danau
akan lebih tenang dibandingkan air di sungai. Mengapa demikian? Karena air di
danau itu diam, sedangkan air di sungai akan terus mengalir. Air mengalir
akibat adanya perbedaan tekanan sehingga dapat dikatakan bahwa air sungai memiliki
tekanan. Lalu, apakah air danau yang diam dapat dikatakan tidak memiliki
tekanan? Ternyata, tidak demikian. Air yang diam pun memiliki tekanan yang
disebabkan oleh zat cair yang berada pada kedalaman tertentu, disebut dengan
tekanan hidrostatis. Besarnya tekanan hidrostatis bergantung pada ketinggian
zat cair, massa jenis zat cair, dan percepatan zat cair.
P = ρ x g h
P = tekanan hidrostatis (N/m2
atau Pa)
p= massa jenis zat cair (Kg/m3)
g = percepatan gravitasi
bumi (9,8 m/s2)
h = tinggi zat cair di atas
titik yang diukur (m)
2.4
Hukum – Hukum Tekanan
2.4.1
Hukum Pascal
Blaise Pascal mengemukakan
hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan zat cair di dalam ruang
tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar”
Keterangan:
F1= gaya pada penampang A1 (N)
A1=luas penampang 1 (m2)
F2= gaya pada penampang A2 (N)
A2=luas penampang 2 (m2)
2.4.2
Hukum Archimedes
Jika sebuah benda
dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mendapat gaya yang
disebut gaya apung sebesar berat zat cair yang dipindahkannya. Akibat adanya
gaya apung, berat benda dalam zat cair akan berkurang. Benda yang diangkat
dalam zat cair akan terasa lebih ringan dibandingkan diangkat di darat. Berat
ini disebabkan berat semu dan dirumuskan sebagai berikut:
Wsemu
= Wbenda – Fa
Dengan :
Wsemu = berat benda dalam zat cair (kgm/s2)
Wbenda = berat benda sebenarnya
(kgm/s2)
Fa = Gaya Apung (N)
Besarnya gaya apung
dirumuskan sebagai berikut :
Fa
= ρcair. Vbenda. g
Dengan:
Fa =
gaya Apung (N)
ρcair = massa jenis zat cair (kg/m3)
Vbenda = Volume benda (m3)
g = gaya gravitasi (9,8 m/s2)
2.4.3
Hukum Boyle
Robert Boyle
(1627-1691) telah melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara tekanan
dan volume gas pada suhu yang konstan. Dari hasil penelitiannya, ia menyatakan
bahwa: “Hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruangan tertutup adalah
tetap/konstan”. Secara matematis dapat ditulis:
P.V
= konstan atau P1.V1=P2.V2
Penerapan Hukum Boyle terdapat pada
prinsip kerja pompa. Pompa adalah alat yang digunakan untuk memindahkan gas
atau zat cair. Berdasarkan prinsip kerja ini, pompa dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu pompa hisap dan pompa tekan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tekanan (P) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A), ada beberapa hukum – hukum dari tekanan yaitu hukum pascal, hukum
archimedes, hukum boyle. Masing – masing hukum mempunyai kegunaannya masing –
masing
yyyyy
BalasHapusBgus ijin copy
BalasHapusizin copas
BalasHapustapi daftar pustaka nya mana???
BalasHapus