Sabtu, 06 September 2014

Sistem pendidikan tinggi



Sistem Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi terdiri dari :
(1) pendidikan akademik yang memiliki fokus dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
(2) pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada persiapan lulusan untuk mengaplikasikan keahliannya.
Institusi Pendidikan Tinggi yang menawarkan pendidikan akademik dan vokasi dapat dibedakan berdasarkan jenjang dan program studi yang ditawarkan seperti universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi dan akademi komunitas.
Universitas merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, universitas dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, institut dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
Akademi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu.
Akademi Komunitas merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau diploma dua dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu yang berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus.
Jenjang  Pendidikan dan Syarat Belajar. Institusi pendidikan tinggi menawarkan berbagai jenjang pendidikan baik berupa pendidikan akademis maupun pendidikan vokasi. Perguruan tinggi yang memberikan pendidikan akademis dapat menawarkan jenjang pendidikan Sarjana (S1), Program Profesi, Magister (S2), Program Spesialis (SP) dan Program Doktoral (S3). Sedangkan pendidikan vokasi menawarkan program Diploma I, II, II dan IV.
SKS dan lama studi. SKS adalah singkatan dari satuan kredit semester. Dengan sistem ini, mahasiswa dimungkinkan untuk memilih sendiri mata kuliah yang akan ia ambil dalam satu semester. SKS digunakan sebagai ukuran:
-  Besarnya beban studi mahasiswa.
-  Besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha belajar mahasiswa.
- Besarnya usaha belajar yang diperlukan mahasiswa untuk menyelesaikan suatu program, baik program semesteran maupun program lengkap.
- Besarnya usaha penyelenggaraan pendidikan bagi tenaga pengajar.
Nilai 1 SKS untuk kegiatan kuliah setara dengan beban studi tiap minggu selama satu semester, terdiri dari:
-  1 jam kegiatan terjadwal (termasuk 5-10 menit istirahat).
- 1-2 jam tugas terstruktur yang direncanakan oleh tenaga pengasuh mata kuliah bersangkutan, misalnya menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas pembuatan referat, menerjemahkan suatu artikel dan sebagainya.
-  1-2 jam tugas mandiri, misalnya membaca buku rujukan, memperdalam materi, menyiapkan tugas dan sebagainya.
Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus apabila telah menyelesaikan jumlah SKS tertentu. Untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1), seorang mahasiswa diwajibkan untuk mengambil 144-160 satuan kredit semester (sks) yang diambil selama delapan  sampai dua belas semester. Pada jenjang Magister (S2), seorang mahasiswa harus menyelesaikan 39 sampai 50 sks selama kurun waktu empat sampai sepuluh semester,  dan untuk jenjang doktoral (S3) harus menempuh sekitar 79 sampai 88 sks dalam jangka waktu delapan sampai empat belas semester.
Metode Pembelajaran dan Jadwal Akademik. Metode pembelajaran di perguruan tinggi  dapat diterapkan dalam beberapa bentuk  reguler atau tatap muka dan pendidikan jarak jauh. Pendidikan reguler diterapkan dengan menggunakan komunikasi langsung diantara dosen dan mahasiswa, sedangkan pendidikan jarak jauh dilaksanakan dengan menggunakan berbagai jenis media komunikasi seperti surat menyurat, radio, audio/video, televisi dan jaringan komputer.
Baik pendidikan reguler maupun pendidikan jarak jauh memulai aktivitas akademis atau  jadwal akademik pada bulan September setiap tahunnya. Satu tahun akademik terbagi atas minimal dua semester yang terdiri dari setidak-tidaknya 16 minggu. Institusi pendidikan tinggi juga dapat melangsungkan semester pendek diantara dua semester reguler.
Penerimaan mahasiswa pada perguruan tinggi didasarkan atas beberapa persyaratan dan prosedur serta objek penyeleksian yang tidak diskriminatif. Saat ini ada dua penyelenggara seleksi masuk perguruan tinggi, yaitu: (1) Penyelenggara oleh pemerintah yang dikenal dengan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri); (2) Penyelenggara oleh perguruan tinggi yang dikenal dengan  SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan seleksi yang dilakukan sendiri oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.
Calon mahasiswa D1, D2, D3, D4 dan S1 harus menamatkan pendidikan menengah atas atau yang sederajat dan lulus pada ujian masuk masing-masing perguruan tinggi. Kandidat mahasiswa S2 harus memiliki ijazah Sarjana (S1) atau yang sederajat dan lulus ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Untuk S3, Mahasiswa harus memiliki Ijazah S2 atau yang sederajat dan lulus seleksi masuk.
Jaringan kerja. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mempunyai fungsi koordinasi terhadap perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Jaringan kerja Ditjen Dikti secara garis besar terbagi atas dua yaitu terhadap perguruan tinggi negeri dan terhadap perguruan tinggi swasta. Saat ini Ditjen Dikti melakukan pengawasan langsung terhadap 92 perguruan tinggi negeri yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Adapun koordinasi dengan perguruan tinggi swasta yang jumlahnya lebih dari 3000 dilakukan melalui Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta). Kopertis adalah unit pelaksana teknis Ditjen Dikti yang berada di 12 wilayah, yaitu:
- Kopertis Wilayah I di Medan yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darusalam.
- Kopertis Wilayah II di Palembang yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung dan Bangka Belitung.
- Kopertis Wilayah III di Jakarta  yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi DKI Jakarta.
- Kopertis Wilayah IV Bandung yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Jawa Barat dan Banten.
- Kopertis Wilayah V di Yogyakarta yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi D.I. Yogyakarta.
- Kopertis Wilayah VI di  Semarang yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Jawa Tengah.
- Kopertis Wilayah VII di Surabaya yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Jawa Timur.
- Kopertis Wilayah VIII di Denpasar  yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Bali, NTB dan NTT.
- Kopertis Wilayah IX di Makassar yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Barat.
- Kopertis Wilayah X di Padang yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Riau dan Kepulauan Riau.
- Kopertis Wilayah XI di Banjarmasin yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Kalimatan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
- Kopertis Wilayah XII di Ambon  yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Senin, 26 Mei 2014

Makalah Hasil Pengamatan



 BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang






B.  Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    

C.  Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.     Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
2.    Mengetahui perbedaan pertumbuhan biji kacang hijau di dua media berbeda (memakai pupuk dan tidak)
3.    Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau di dua media.

D.  Manfaat Praktikum

Beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari percobaan/penelitian yang kita lakukan yaitu sebagai berikut.
·         Bagi siswa  Manfaat bagi siswa dengan adanya praktikum ini yaitu pengetahuan siswa tentang faktor cahaya dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman khususnya kacang hijau.
·         Bagi guru  Manfaat bagi guru melalui praktikum ini yaitu guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa yang akan cara melakukan uji praktek dalam hal ini mengenai pertumbuhan biji kacang hijau.










                                            BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
     Ada 2 teori yang menjadi landasan dalam praktikum, yakni :

1.    Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaanm tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi. Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
b.    Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkanoleh penyerapan air kedalam vakuola.
c.    Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

    2.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
           Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman :
      a.   Faktor Internal

·         Gen
        Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti berbatang  tinggi atau berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen ‘baik’ dan didukung oleh lingkungan yang sesuai akan.memperlihatkan pertumbuhan yang baik.

·         Hormon
         Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan     pertumbuhan.
        Auksin                         : untuk membantu perpanjangan sel
        Giberelin                     : untuk pemanjangan dan pembelahan sel
        sitokinin                      : untuk menggiatkan pembelahan sel
  etilen                            : untuk mempercepat buah menjadi matang
 Asam traumalin               : Merangsang pemebelahan sel di bagian tumbuhan yang      luka
        Kalin                            : Merangsang pembentukan organ tumbuhan sbb :
      -      Rizokalin                    : Untuk pembentukan akar
      -      Aulokalin                    : Untuk pembentukan batang
      -      Filokalin                     : Untuk pembentukan daun
      -      Antokalin                   : Untuk pembentukan bunga

      b.  Faktor Eksternal

·         Air
        Fungsi air antara lain :
   -      Untuk Fotosintesis
   -      Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim
   -      Membantu proses perkecambahan biji
   -      Menjaga (mempertahankan) kelembapan
   -      Untuk transpirasi
   -      Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pemebelahan sel
   -      Menghilangkan asam asbisat


·         Suhu / Temperatur Lingkungan
           Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22°C-37°C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti.
·         Kelembaban Udara
         Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan.   Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.

·         Cahaya Matahari
         Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar matahari dapat menghambat proses pertumbuhan.
·         Nutrien
          Tumbuhan memerlukan nutrien untuk kelangsungan hidupnya. Nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah banyak disebut unsur makro (makronutrien). Unsur makro misalnya karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sedangkan nutrien yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (Mikronutrien). Contoh unsur mikro adalah klor, besi, boron, mangan, seng, tembaga, dan molibdenum.
   Kekurangan nutrien di tanah atau media tempat tumbuhan hidup menyebabakan tumbuhan mengalami defisiensi. Defisiensi mengakibatkan tumbuhan menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna.
·         Kelembapan
          Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun, karena transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Jika kondisi lembap dapat dipertahankan, akan banyak air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuhan membesar.

B. Hipotesis

          Biji kacang hijau yang tumbuh di media sekam akan tumbuh lebih cepat dibandingkan biji kacang hijau yang tumbuh di media tanah














BAB III
METODE PRAKTIKUM

Metode penelitian dilakukan dengan cara eksperimen, antara lain

A.      Alat dan Bahan

1.          Alat-alat :
·         Gelas (2 buah)
·         Cetok (1 buah)
·         Kertas, pen, penghapus, penggaris, gunting (masing-masing 1 buah)
·         Kamera (1 buah)
2.    Bahan-bahan :
·         Kacang hijau secukupnya (30 butir)
·         Toples sebagai wadah (2 buah)
·         Tanah secukupnya
·         Air secukupnya

B.   Langkah Kerja

1.     Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2.    Merendam kacang hijau yang akan ditanam selama 8 jam
3.    Memasukkan tanah kedalam dua gelas menggunakan cetok.
4.    Menanam 10 biji kacang hijau di masing-masing plastik gelas.
5.    Menandai masing-masing kacang hijau dengan lidi yang telah diberi label nomor.
6.    Menaruh satu gelas plastik di media tanah.
7.    Menaruh satu gelas plastik lagi dimedia sekam.
8.    Menyiram biji-biji kacang hijau pada masing-masing gelas dengan air secukupnya. Penyiraman ini dilakukan dengan frekuensi 1 kali sehari.
9.    Mengukur batang kacang hijau, ketika muncul daun pertama pada tumbuhan kacang hijau.
10.  Memotret setiap perkembangan pada tumbuhan kacang hijau.








BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A.  Tabel Hasil Pengamatan

·
         Data hasil pengamatan pertumbuhan biji kacang hijau di media tanah
 
     Tanaman
Hari ke-
     Keterangan

1
2
3
4
5
6
7

1
3,4
5,8
9,7
13,4
17,1
19,8
23,5
Berhasil

2
 2,3
5,5
9,5
12,8
16,8
19,7
22,7
Berhasil

3
 2,8
6.0
10,4
15,9
18,3
20,9
24,2
Berhasil

4
-
2,8
8
11,2
15,5
21
21
Berhasil

5
3,5
7,8
13,4
16,5
19,2
22,3
25,7
Berhasil

6
-
-
-
-
-
-
-
Mati

7
  2,7
6,2
6,2
14,3
17,2
21,7
23,5
Berhasil

8
2,5
5,3
8,9
11,8
14,6 
18,2
21,2
Berhasil

Rata-rata
2,15
4,9
8,2
12
14,8
18
20,2




























\

·         Data hasil pengamatan pertumbuhan biji kacang hijau di media sekam
Tanaman
Hari ke-
Keterangan

1
2
3
4
5
6
7

1
0,8
3,3
7,7
12,5
15,3
19,7
22,8
Berhasil

2
-
1,8
7,9
10,5
13,8
16,3
19,5
Berhasil

3
-
1,2
6,7
9,8
13,2
15,1
18,4
Berhasil

4
-
5,9
9,0
12,3
16,2
19,6
23,1
Berhasil

5
-
1,6
5,6
9,1
13,8
16,2
19,7
Berhasil

6
-
4,5
7,6
11,8
14,9
17,5
21,2
Berhasil

7
-
3,4
6,5
10,3
13,8
17,1
20,8
Berhasil

8
-
2,7
7,2
11,1
14,3
17,8
21,5
Berhasil

Rata-rata
0,1
3,05
7,2
10,9
14,4
17,4
20,8



























BAB V
PENUTUP


A.   Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut.
1.        Tumbuhan dalam hal percobaan kali ini adalah kacang hijau yang tumbuh di daerah gelap tumbuh lebih optimal dan cepat karena peristiwa etiolasi dan tidak terurainya hormon auksin, sehingga akan terus memacu pertumbuhan batang kacang hijau. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang baik, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun terlihat pucat.

2.        Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terang tumbuh lebih pendek karena hormon auksin ini akan terurai dan terhambat karena terkena cahaya dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.

B. Saran

·         Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti hama tanaman, hewan, sehingga percobaan akan aman dan berhasil.

·         Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.

·         Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.








Lampiran